” Kabut tipiss menyelimuti
di senja sore di hari ini
Rintik gerimis turun dengan gelisa hati
Mentari mulai pudar di langit ini
Rintihaan hati yang menagis
Aroma pegunungan d malam hari
Suara binatang menemani di malam hari
Kunang kunang menghampiri
Menerangi percalanan ini
Malam semakin larut
Kaki kaki kecil mulai mendominasi sakit
Dan yang kudengar bukan suara binatang lagi melainkan perut ini
Rimba yang luas di penuhi pemuas
Raja rimba mengaung
Akan tetapi maha agung yang penguasa ini
Dan rimbawan-rimbawan yang pertugas untuk negri ini“
ini salah satu puisi karya Moch. Hoerul Anwar seorang Pramuka Milenial yang memiliki kebiasan menguntai kata dikala mendaki.
” Pramuka adalah jati diri saya, mendaki adalah hobi ” kata anwar yang ditemui di taman aspirasi kecamatan Jambe
